Belakangan ini, muncul tren baru di Indonesia. Ya, rokok elektrik.
Orang-orang mengatakan bahwa tingkat bahaya rokok elektrik dibanding rokok
tembakau lebih rendah. Rokok elektrik juga dianggap lebih aman. Sebenarnya,
tujuan dari rokok elektrik ini adalah untuk mengurangi penggunaan rokok
tembakau.
Sebenarnya, apa, sih, rokok elektrik itu? Apakah berbahaya? Lebih
berbahaya mana, rokok elektrik atau rokok tembakau?
Semua pertanyaan itu akan kami ulas didalam artikel ini. Yuk simak
ulasannya berikut!
Definisi Rokok Elektrik
Rokok Elektrik Vape |
Rokok elektrik atau vape adalah salah satu penghantar nikotin, namun
dalam bentuk elektrik. Rokok elektrik ini dirancang untuk mengurangi jumlah
perokok tembakau. Harapannya, dengan adanya rokok elektrik atau vape ini, para
perokok tembakau akan beralih dan berhenti merokok.
Rokok elektrik memiliki berbagai macam bentuk dan ukuran. Ada yang
berbentuk kotak, lalu ada juga yang berbentuk panjang seperti tongkat, dan lain
sebagainya. Rokok elektrik memiliki 3 komponen utama, yaitu baterai, elemen
pemanas, dan tabung cairan (cartridge).
Cairan ini mengandung nikotin, gliserin, dan penambah rasa. Cairan ini beraneka
ragam rasanya. Ada rasa buah-buahan, vanilla, coklat, dan sebagainya.
Rokok elektrik bekerja dengan memanaskan cairan di tabung dan
menjadikannya uap seperti asap. Namun, asap yang dikeluarkan dari vape ini
lebih banyak dibanding asap rokok tembakau, dan isinya adalah zat kimia.
Apakah berbahaya?
Hingga kini, pemakaian rokok elektrik masih menjadi pro dan kontra.
Penelitian menunjukan orang yang ingin berhenti merokok bisa menggunakan rokok
elektrik. Namun pada dasarnya, seseorang yang sudah kecanduan merokok tidak
akan pernah bisa berhenti. Jadi rokok elektrik dapat menimbulkan candu juga.
Hati-hati lah dengan rokok elektrik karena status keamanannya masih belum
diketahui.
World Health Organization atau WHO, menganjurkan produsen rokok
elektrik untuk tidak mengklaim bahwa produknya dapat memberhentikan perokok
tembakau hingga adanya bukti ilmiah yang kuat.
Menurut BPOM, rokok elektrik mengandung nikotin cair, gliserin, dan
bahan kimia lainnya. Jika semua bahan dipanaskan, akan membentuk senyawa nitrosamine. Senyawa ini bisa
menyebabkan kanker. Rokok elektrik juga dapat memicu inflamasi dalam tubuh,
meningkatnya resiko asma, dan juga dapat menyebabkan stroke atau jantung.
Mau rokok tembakau ataupun rokok elektrik, sebaiknya Anda kurangi
dari sekarang atau usahakan untuk berhenti. Jika paru-paru Anda bersih, yang
akan merasakan hasilnya, kan, Anda juga.
Apakah sama bahayanya
dengan rokok tembakau?
Rokok elektrik vape sama bahayanya dengan rokok tembakau. Walaupun kelihatannya
rokok elektrik lebih enteng dibandingkan rokok tembakau, tetapi kadar bahayanya
sama. Karena sama-sama menimbulkan penyakit.
Tapi, sekarang dijual liquid
atau cairan tabung yang tidak mengandung nikotin. Cairan tanpa nikotin ini
dianggap lebih aman karena dalam proses menggunakan cairan 0 nicotine, bisa dipastikan kadar nikotin
dalam darah menurun. Nikotin yang dihisap oleh perokok tembakau akan hilang
dalam darah jika memakai cairan tanpa nikotin ini. Namun untuk saat ini masih
belum diputuskan apakah cairan tanpa nikotin ini benar-benar tidak berbahaya
bagi tubuh manusia.
Trend rokok elektrik ini memang mengundang penasaran. Apalagi saat
ini toko yang menjual rokok elektrik pun semakin banyak. Jika anda sebagai
pemula tertarik dengan trend yang satu ini, anda harus perhatikan dengan betul
kualitas rokok elektrik yang anda akan pakai. Bertanya terlebih dahulu ke teman
yang sudah memakai lebih dahulu merupakan pilihan yang bijak. Jika sudah
mengetahui jenis rokok elektrik yang anda inginkan, anda bisa membelinya di
MatahariMall.com. Disana terdapat banyak merk rokok elektrik untuk pemula
maupun yang sudah pro.
Untuk urusan berbahaya atau tidak, dikembalikan lagi kepada
pemakainya. Jika tidak terlalu berlebihan tentu tidak begitu menimbulka bahaya.
Kembali lagi semua pilihan ada di tangan anda.
Demikian
ulasan tentang rokok elektrik atau vape ini. Semoga bermanfaat!
0 Komentar untuk "Trend Rokok Elektrik Vape: Berbahaya gak sih?"