Kesesuaian dengan Budaya yang Berlaku - Perubahan akan sangat mudah diterima jika sesuai dengan budaya yang berlaku. Tetapi tidak semua perubahan dapat diterima dengan baik. Ketidaksesuaian perubahan dengan budaya yang berlaku mengejawantahkan sekurang-kurangnya dalam tiga bentuk sebagai berikut.
Risiko Perubahan Sosial |
- Perubahan tersebut bertentangan dengan pola budaya yang ada dalam masyarakat, maka akan menimbulkan setidaknya hal-hal sebagai berikut.
- Perubahan tersebut akan ditolak sebagaimana halnya Amerika menolak komunisme dan budaya timur.
- Perubahan itu diterima dan unsur-unsur budaya yang bertentangan dimodifikasi agar dapat disesuaikan dengan unsur-unsur budaya yang ada dalam masyarakat. Misalnya, perubahan yang menyangkut pemberian kesempatan kerja kepada anak-anak demi terlaksananya kebijakan wajib belajar.
- Perubahan dapat diterima dan pertentangannya dengan budaya yang ada dalam masyarakat disembunyikan, untuk kemudian dikikis melalui proses rasionalisasi.
- Perubahan sosial dapat saja memerlukan pola baru yang belum ada dalam budaya masyarakat. Karena kebanyakan perubahan memerlukan pola-pola baru dalam budaya masyarakat, sehingga diperlukan waktu untuk mengembangkannya. Suatu masyarakat memang pada umumnya mencoba menggunakan perubahan dengan cara lama yang biasa dilakukan. Tetapi jika cara tersebut gagal, barulah masyarakat mencoba cara baru untuk memanfaatkan unsur budaya baru tersebut bagi perkembangan masyarakat.
- Beberapa perubahan merupakan unsur pengganti, bukannya unsur tambahan sehingga kurang siap untuk diterima. Masyarakat lebih mudah menerima perubahan yang dapat ditambahkan ke dalam budaya masyarakat, dan yang tidak memerlukan adanya pengabaian seketika terhadap beberapa unsur budaya yang sudah dikenal. Misalnya, banyak orang-orang Timur telah menerima cara pengobatan dan obat-obatan yang berdasarkan ilmu kesehatan modern, seperti inokulasi, antibiotik, analgesik, bahkan pembedahan karena keberadaannya dapat berdampingan dengan cara pengobatan tradisional. Contoh lain juga dalam bidang kebidanan dimana masyarakat menerima kehadiran bidan untuk mengurus kelahiran anak dan bersama-sama dengan dukun bayi dalam pelaksanaannya. Akan lain halnya apabila bidan merasa anti atas kehadiran dukun bayi, maka masyarakat akan menolaknya.
Risiko Perubahan Sosial
Setiap perubahan menimbulkan dampak sosial bagi masyarakat. Dalam pada itu, hampir semua perubahan mengandung risiko besar.Perubahan sosial tidak saja menggoyahkan budaya yang berlaku dalam masyarakat dan merusak nilai-nilai dan kebiasaan yang dihormati, melainkan pula mengandung risiko tertentu. Tidak banyak perubahan yang secara mudah dapat dimasukkan ke dalam kebiasaan yang baru. Kebanyakan perubahan memerlukan modifikasi tertentu dari kebiasaan yang berlaku. Ini menunjukkan bahwa risiko perubahan sangat besar bagi masyarakat, baik mengenai dampaknya yang langsung maupun dampak normatif yang harus disikapinya.
Dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, pada Pemilu 2004 menerapkan sistem pemilihan presiden secara langsung oleh rakyat, hal mana sebelumnya melalui parlemen. Di samping itu, ada pula kepentingan pribadi dalam perubahan, karena hampir setiap orang mempunyai kepentingan pribadi baik orang kalangan atas maupun kalangan bawah.
Kebanyakan perubahan sosial mengandung ancaman nyata terhadap orang mempunyai kepentingan pribadi. Karena posisinya terancam, maka mereka akan menentang perubahan itu. Contohnya, pemerintah Indonesia yang menerapkan kebijakan menaikkan harga BBM, kemudian banyak pihak yang mendukung dan menolaknya. Mereka yang mendukung adalah masyarakat yang merasa kepentingannya teradopsi, sedangkan bagi mereka yang menolak karena kebijakan itu akan merugikannya baik bagi dirinya maupun kelompoknya.
Labels:
sosiologi
Thanks for reading Risiko Perubahan Sosial. Please share...!
0 Komentar untuk "Risiko Perubahan Sosial"