Cerita Sunan Drajat - Sunan Derajat nama sebenarnya adalah Masih Munat, putra dari Sunan Ampel, saudara dari Sunan Bonang. Dalam melakukan kegiatan dakwahnya, ia mengambil cara ayahnya, terutama dalam mengajarkan tauhid dan akidah, yaitu secara langsung dan tidak banyak mendekati budaya lokal. Walaupun demikian, cara penyampaiannya menggunakan alat kesenian dengan menabuh seperangkat gamelan, sebagaimana dilakukan oleh Sunan Muria. Sunan Derajat mengubah sejumlah suluk, di antaranya suluk petuah. Ia juga menciptakan lagu gending pangkur yang sampai sekarang lagu itu masih banyak digemari oleh masyarakat Jawa. Pusat kegiatan dakwahnya di daerah Sedayu, Jawa Timur.
Sunan Drajat |
Dalam pengajaran tauhid dan akidah, Sunan Drajat mengambil cara ayahnya: langsung dan tidak banyak mendekati budaya lokal. Meskipun demikian, cara penyampaiannya mengadaptasi cara berkesenian yang dilakukan Sunan Muria. Terutama seni suluk. Maka ia menggubah sejumlah suluk, di antaranya adalah suluk petuah “berilah tongkat pada si buta/beri makan pada yang lapar/beri pakaian pada yang telanjang”. Sunan Drajat juga dikenal sebagai seorang bersahaja yang suka menolong. Di pondok pesantrennya, ia banyak memelihara anak-anak yatim-piatu dan fakir miskin.
Sunan Derajat dikenal dengan kegiatan sosialnya. Ia dikenal sebagai seorang yang bersahaja yang suka menolong sesama. Dialah wali yang memelopori penyantunan anak-anak yatim, fakir miskin, dan orang sakit.
Sunan Derajat wafat pada pertengahan abad ke-15 dan dimakamkan Sedayu, Gresik (Jawa Timur).
0 Komentar untuk "Cerita Sunan Drajat"