Karakteristik Bahasa di Indonesia - Bahasa Indonesia yang sehari-hari dituturkan orang sebenarnya masih menginduk pada rumpun bahasa Austronesia. Secara harfiah, Austronesia berasal dari bahasa Latin austrâlis yang berarti selatan dan bahasa Yunani nêsos yang berarti pulau. Dengan demikian, Austronesia berarti Kepulauan Selatan. Austronesia merupakan istilah linguistik yang mengacu pada suatu rumpun bahasa yang mencakup bahasa-bahasa yang dituturkan oleh penduduk Pulau Taiwan (pribumi), kepulauan Nusantara (termasuk Filipina), Mikronesia, Melanesia, Polinesia, dan Pulau Madagaskar. Jika Bahasa Jawa di Suriname dimasukkan, kewilayahan bahasa Austronesia juga mencakup daerah tersebut. Sebuah kajian juga menunjukkan adanya masyarakat penutur bahasa mirip Melayu di pesisir Sri Langka.
Karakteristik Bahasa di Indonesia |
Para penutur bahasa Austronesia purba berasal dari daerah yang sekarang disebut Cina bagian selatan. Mereka sekitar 5.000 tahun yang lalu bermigrasi ke Pulau Taiwan dan dari sana lalu menyebar ke Filipina, Indonesia, kemudian ke Madagaskar dekat Benua Afrika dan ke seluruh Samudra Pasifik. Untuk informasi apa, mengapa, dan bagaimana mereka bermigrasi dari Tiongkok selatan bisa dibaca berikut. Bahasa Ma’anyan yang merupakan sebuah bahasa Dayak dan dipertuturkan di Kalimantan adalah bahasa yang paling dekat dengan bahasa Malagasi yang di tuturkan di Madagaskar, lepas pantai timur Afrika.
Menurut H. Th. Fischer, Austronesia terbagi menjadi empat wilayah budaya, yaitu sebagai berikut.
1. Indonesia
Setidaknya ada sekitar 17 kelompok bahasa yang berkembang di Indonesia yaitu Sumatra, Jawa, Dayak (Kalimantan), Bali-Sasak, Filipina, Gorontalo, Tomimi, Toraja, Loinang Banggo, Bungku, Sulawesi Selatan, Muna, Bima, Ambon Timur, Halmahera, dan Melanesia.
2. Polinesia (Poli=banyak, Nesos=pulau)
Bahasa-bahasa Polinesia ialah cabang bahasa-bahasa Austronesia. Secara luas, bahasa-bahasa Polinesia terbagi dalam dua subkelompok utama, yaitu Polinesia Barat dan Polinesia Tengah bagian Timur. Bahasa Melayu-Polinesia Barat memiliki 300 juta penutur dan termasuk Bahasa Indonesia, Melayu, Jawa, Tagalog, Cebuano, Ilokano, Hiligaynon, Bikol, Kapampangan, Waray- Waray, Bugis, dan Malagasi. Bahasa Melayu-Polinesia Timur memiliki dua subkelompok yaitu subrumpun bahasa Polinesia dan subrumpun bahasa Mikronesia.
3. Melanesia (Melano = hitam, Nesos = pulau)
Melanesia berasal dari bahasa Yunani, "Pulau Hitam" adalah sebuah wilayah yang memanjang dari Pasifik barat sampai ke Laut Arafura, utara dan timur laut Australia. Sebagai tambahan, negara Fiji, Papua Nugini, Kepuluan Solomon, Vanuatu, dan Kaledonia Baru yang merupakan bekas jajahan Prancis. Penggunaan istilah ini adalah untuk mencerminkan sejarah kolonial dan situasi regional umum yang serupa. Pulau-pulau sebelah selatan khatulistiwa, sebelah barat Polinesia dan Pulau Irian dengan mayoritas penduduknya memiliki kulit lebih gelap dari orang yang ada di wilayah Polinesia dan Mikronesia. Golongan bahasa ini meliputi wilayah-wilayah Pulau Biak, sebagian Pulau Yapen, daerah Sorong, dan bagian Kepala Burung, yaitu dari Teluk Berau sampai Teluk Etna. Perkembang an bahasa ini jauh lebih mudah ditelusuri daripada mengambil alih perubahan mengenai strukturnya, dan ada teori yang menyata kan bahwa bahasa Melanesia dipengaruhi oleh bahasa Papua. Bahasa yang digunakan meliputi bahasa yang digunakan di Pulau Fiji, Banks, Solomon, dan New Britain.
d. Mikronesia
Bahasa-bahasa Mikronesia mencakup bahasa-bahasa yang diucapkan penduduk asli Mikronesia, seperti Nauru, Sama dan Chamorro. Bahasa-bahasa Polinesia termasuk bahasa Hawaii, Maori, Samoa, Tahiti, Tonga, dan Tuvalu. Semua bahasa yang disebutkan memiliki status resmi di berbagai negara dan teritorial Samudra Pasifik. Secara berkelompok, bahasa tersebut dituturkan hampir satu juta orang.
3. Karakter Bahasa Austronesia
Secara umum, rumpun bahasa Austronesia dibagi menjadi dua golongan besar yaitu:
a. Bahasa Taiwanik, meliputi:
1) bahasa Atayalik;
2) bahasa Tsouik;
3) bahasa Paiwanik;
4) bahasa Taiwanik Barat;
5) bahasa Taiwanik yang terpengaruh bahasa Cina.
b. Bahasa Melayu-Polinesia
Secara genealogis, bahasa Austronesia di Nusantara dibagi
menjadi tiga kelompok, antara lain:
1) Melayu-Polinesia Barat, meliputi:
a) bahasa Borneo
b) bahasa Filipina Utara
c) bahasa Filipina Tengah
d) bahasa Filipina Selatan
e) bahasa Mindanao Selatan
f) bahasa Sama-Bajau
g) bahasa Sulawesi
h) bahasa Sundik
2) Melayu-Polinesia Tengah, meliputi:
a) bahasa Bima-Sumba
b) bahasa Maluku Tengah
c) bahasa Maluku Tenggara
d) bahasa Timor-Flores
3) Melayu Polinesia Timur, meliputi:
a) Halmahera Selatan Papua Barat
b) Bahasa Ocean
Namun ditinjau dari tipologinya, bahasa Austronesia terbagi menjadi beberapa kelompok tertentu, yaitu sebagai berikut.
a. Bahasa dengan sistem diatesis morfologi
Kelompok bahasa ini digunakan di dua wilayah yaitu Indonesia terutama Indonesia bagian tengah (Sulawesi Tengah dan Selatan, Kalimantan Sumbawa) dan sebagian Indonesia bagian barat (Sumatra) dan Filipina, yaitu bahasa Tagalog.
b. Bahasa dengan diatesis campuran
Digunakan di sekitar Sulawesi Tenggara.
c. Bahasa tertutup
Digunakan di sekitar Flores dan Timor Barat.
d. Bahasa-bahasa tanpa sistem diatesis
Digunakan oleh orang yang berada di Indonesia bagian timur terutama Maluku dan Nusa Tenggara.
Berikut ini disajikan contoh untuk menunjukkan kekerabatan, kata-kata bilangan dari satu sampai sepuluh dalam beberapa bahasa Austronesia. Catatan: /e/ harus dibaca sebagai pepet (misalkan dalam kata "keras") dan /é/ sebagai taling (misalkan dalam kata "lémpar").
Labels:
antropologi
Thanks for reading Karakteristik Bahasa di Indonesia. Please share...!
0 Komentar untuk "Karakteristik Bahasa di Indonesia"