Diskriminasi Ras di Jerman - Diskriminasi ras di Jerman terjadi saat Jerman berada di bawah kekuasaan Hitler. Hitler yang keturunan ras Arya menganggap bahwa ras tersebut paling tinggi kedudukannya di dunia. Untuk itu, bangsa Jerman (ras Arya) harus menjadi pemimpin bangsa-bangsa di seluruh dunia. Pihak-pihak yang menjadi korban dari pelaksanaan politik diskrimnasi ras di Jerman ini bukan masyarakat golongan kulit hitam tetapi masyarakat Yahudi.
Ilustrasi |
Saat itu masyarakat Yahudi yang ada di Jerman betul-betul ditekan dan menjadi korban kebijakan pemerintahan Hitler. Hitler yang beranggapan bahwa kekalahan dan hancurnya perekonomian di Jerman disebabkan oleh golongan Yahudi dan merasa ”gerah” dengan kehadiran golongan tersebut di Jerman. Untuk itu, Hitler merencanakan untuk menghabiskan golongan Yahudi dari Jerman. Banyak golongan Yahudi saat itu mati dalam tawanan di kamp-kamp konsentrasi.
Munculnya kasus di atas dilatarbelakangi oleh pola pikir yang menganggap bahwa golongan kulit putih (ras Kaukasoid) lebih unggul daripada ras lain. Anggapan tersebut selain menyesatkan juga menimbulkan penderitaan bagi masyarakat golongan lain selama bertahun-tahun. Anggapan itu merusak ciri-ciri ras, yaitu pembedaan berdasarkan ciri-ciri fisik tetapi dikacaukan oleh ciri-ciri rohani.
Anggapan bahwa ras kulit putih lebih tinggi, lebih maju, dan lebih luhur dari ras lain jelas salah dan bertentangan dengan perikemanusiaan. Anggapan tersebut berkembang pada zaman imperialisme dan kolonialisme di mana saat itu bangsa-bangsa Eropa menguasai dan menjajah bangsa lain di dunia. Anggapan terhadap keunggulan jasmani dan rohani ras kulit putih terhadap ras-ras lain tersebut dikuatkan oleh sarjana-sarjana reaksioner yang merupakan reaksi terhadap pergolakan-pergolakan rakyat yang mulai mengguncang banyak sistem kekuasaan di Eropa Barat.
Anggapan yang salah tersebut ternyata justru didukung oleh A. de Gobineu dalam bukunya Essai sur l’legalite des Races Humanies. Ia berpendapat bahwa ras yang paling murni dan paling unggul di dunia adalah ras Arya. Di Jerman aliran tersebut dipertegas oleh aliran nasionalis sosialis (Nazi) di bawah Hitler. Mereka menganggap bahwa Jerman sebagai keturunan langsung ras Arya telah ditakdirkan untuk menguasai seluruh dunia. Pendirian tersebut menimbulkan kesengsaraan besar bagi golongan masyarakat yang didiskreditkan.
Adanya keragaman berdasarkan ras menimbulkan munculnya satu permasalahan tentang ras, yaitu adanya prasangka ras yang merupakan salah satu bagian dari aspek etnosentrisme. Etnosentrisme adalah sifat yang menganggap bahwa cara hidup golongannya paling baik, sedangkan cara hidup golongan lain dianggap tidak baik dan kadang-kadang disertai perasaan menentang golongan lain. Fungsi etnosentrisme adalah agar tercipta perasaan yang kuat dan mengikat seseorang dengan kelompoknya sehingga menimbulkan solidaritas kelompok.
Yoseph Arthur memberikan pandangan tentang prasangka terhadap ras yang berbeda. Pandangan itu adalah sebagai berikut.
- Suku bangsa liar dapat hidup pada peradaban tinggi kalau bangsa yang menciptakan cara hidup yang lebih tinggi itu berasal dari ras yang sama.
- Suku bangsa liar tersebut selalu berperilaku biadab pada waktu silam dan pernah mengadakan hubungan dengan bangsa yang peradabannya lebih tinggi.
- Ras yang berbeda tidak dapat saling memengaruhi.
- Peradaban yang saling memengaruhi dengan kuat tidak akan bercampur.
Labels:
sosiologi
Thanks for reading Diskriminasi Ras di Jerman. Please share...!
0 Komentar untuk "Diskriminasi Ras di Jerman"