Hikmah Ziarah Kubur - Bagi seorang ibu atau bapak, bila kedapatan ada salah seorang anggota keluarganya tidak mau ziarah kubur kepada nenek moyangnya, akan dicapnya sesuatu hal yang nakal atau kurang berbakti. Sementara itu bagi anak muda sekarang, ziarah kubur ke makam leluhur dianggap sebagai sesuatu yang kurang penting.
Hikmah Ziarah Kubur |
Sikap kalangan muda ini, selain dirasuki oleh pemahaman bahwa doa kepada orang yang sudah meninggal dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, juga karena terkait dengan citra bahwa ziarah kubur itu hanyalah kewajiban orang-orang yang sudah tua. Maka di hari lebaran ini, anak-anak generasi muda jarang yang memiliki inisiatif sendiri untuk melakukan ziarah kubur. Bahkan ada diantara kalangan muda itu, merayakan lebaran itu bukan dengan ziarah kubur malah dengan pesta atau liburan ke suatu tempat.
Satu sisi tampaknya hal ini bergantung pada persepsi dirinya mengenai kematian atau kuburan. Bagi mereka yang menganggap kematian itu adalah sesuatu hal yang lepas dan tidak ada ikatan apa-apa lagi dengan mereka yang masih hidup di dunia, akan memiliki persepsi bahwa kunjungan ke makam leluhur adalah sesuatu hal yang kurang bermanfaat.
Lain lagi dengan mereka yang menganggap bahwa orang yang masih hidup masih mampu dan berkesempatan untuk bershilaturahmi dengan para leluhur. Kajian antropologi dan sosiologi terhadap kepercayaan masyarakat yang ada di Indonesia, mengindikasikan adanya kepercayaan yang umum mengenai adanya ruang komunikasi antara orang yang masih hidup dengan orang yang sudah meninggal dunia.
Doa dan bunga yang ditaburkan di hari lebaran adalah media komunikasi orang dunia dengan nenek moyang yang ada di alam kubur. Bagi masyarakat Jawa atau Sunda yang masih dipengaruhi adat leluhurnya, bakar kemenyan dan sesaji di malam jum’at adalah bagian dari komunikasi keluarga dengan leluhurnya. Ketika Islam hadir di bumi Indonesia, keyakinan dan kepercayaan bisa komunikasi dengan leluhur yang ada di alam kubur itu lebih bersifat satu arah. Islam memberikan panduan bahwa orang yang sudah meninggal dunia akan putus berbagai kaitan dengan dunia kecuali dalam tiga perkara, yaitu ilmu yang bermanfaat, amal zariah dan doa anak soleh.
Dalam konteks yang terakhir itulah, ziarah kubur yang diisi dengan doa anak-cucu kepada leluhurnya merupakan bagian dari komunikasi satu arah dengan leluhurnya. Oleh karena itu, sanak-saudara di hari lebaran ini banyak yang melakukan ziarah kubur terhadap leluhurnya.
Berdasarkan pertimbangan ini, shilaturahmi di hari raya idul fitri dilakukan dengan tiga pihak, yaitu shilaturahmi dengan Allah Swt yang ditunjukkan dengan sholat idul fitri, shilaturahmi dengan sesama manusia yang ditunjukkan dengan bersalam-salaman atau saling berkunjung, dan shilaturahmi dengan orang yang sudah meninggal yang ditunjukkan dengan ziarah kubur.
0 Komentar untuk "Hikmah Ziarah Kubur"