Skala
pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan
panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur
tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.
Sebagai contoh, misalnya timbangan emas sebagai instrumen untuk mengukur berat
emas, dibuat dengan skala mg dan akan menghasilkan data kuantitatif berat emas
dalam satuan mg bila digunakan untuk mengukur, meteran sebagai instrumen untuk
mengukur panjang dibuat dengan skala mm, dan akan menghasilkan data kuantitatif
panjang dengan satuan mm.
Dengan
skala pengukuran ini, maka nilai variabel yang
diukur dengan instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka,
sehingga akan lebih akurat,efisien dan komunikatif. Misalnya berat emas 19
gram, berat besi 100 kg, suhu badan orang yang sehat 37° Celcius, IQ seseorang
150. Selanjutnya dalam pengukuran sikap, sikap sekelompok orang akan diketahui
termasuk gradasi mana dari suatuskala sikap. Macam-macam skala pengukuran dapat
berupa: skala nominal, skala ordinal,
skala interval, dan skala rasio. Dari skala pengukuran itu akan diperoleh
data nominal , ordinal, interval, dan
ratio.
Berbagai
skala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian administrasi, pendidikan dan
sosial antara lain adalah:
1.
Skala
Likert
Skala
likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok oang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini
telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut
sebagai variabel penelitian. Denga skala likert, maka variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan
sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa
pernyataan atau pertanyaan.
Jawaban
setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari
sangat positif sampai sangat negative, yang dapat berupa kata-kata antara lain:
a. Sangat
setuju a.
selalu
b. Setuju
b.
sering
c. Ragu-ragu c.
kadang-kadang
d. Tidak
setuju d.
tidak pernah
a. Sangat
positif a.
sangat baik
b. Positif b.
baik
c. Negatif c.
tidak baik
d. Sangat
negatif d.
sangat tidak baik
Untuk
keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor, misalnya:
1) Setuju/selalu/sangat
positif diberi skor 5
2) Setuju/sering/positif
diberi skor 4
3) Ragu-ragu/kadang-kadang/netral
diberi skor 3
4) Tidak
setuju/hampir tidak pernah/negatif diberi skor 2
5) Sangat
tidak setuju/tidak pernah/diberi skor 1
Instrumen
penelitian yang menggunakan skala likert dapat dibuat dalam bentuk checklist ataupun pilihan ganda.
Contoh
bentuk Checklist
Berilah
jawaban pernyataan berikut sesuai dengan pendapat anda, dengan cara member
tanda (√) pada kolom yang tersedia.
No.
|
pertanyaan
|
J
a w a b a n
|
||||
SS
|
ST
|
RG
|
TS
|
STS
|
||
n
|
Sekolah
ini menggunakan
Dalam
pelayanan administrasi dan akademik
……………………….
|
|
√
|
|
|
|
SS = sangat
setuju diberi
skor 5
SS = setuju diberi
skor 4
RG = Ragu-ragu diberi skor 3
TS = Tidak
setuju diberi
skor 2
TS = tidak
setuju diberi
skor 1
Kemudian
dengan teknik pengumpulan data angket, maka instrumen tersebut misalnya
diberikan kepada 100 orang karyawan yang diambil secara random. Dari 100 orang
pegawai setelah dilakukan analisis, misalnya:
25 orang menjawab SS
40 orang menjawab ST
5
orang menjawab RG
20 orang menjawab TS
10 orang menjawab STS
Berdasarkan
data tersebut 65 orang (40 + 25) atau 65%
stakeholder menjawab setuju dan sangat setuju. Jadi kesimpulannya mayoritas
stakeholder setuju dengan sekolah yang akan menggunakan teknologi informasi
dalam pelayanan administrasi dan akademik.
Data
interval tersebut juga dapat dianalisis dengan menghitung rata-rata jawaban
berdasarkan scoring setiap jawaban dari responden. Berdasarkan skor yang telah
ditetapkan dapat dihitung sebagai berikut.
Jumlah skor
untuk 25 orang yang menjawab SS = 25X5 = 125
Jumlah skor untuk 40 orang yang
menjawab SS = 40X4 = 160
Jumlah skor untuk 5
orang yang menjawab SS = 40X3 = 15
Jumlah skor untuk 20 orang yang menjawab SS = 40X2 = 20
Jumlah total = 35
Jumlah
skor ideal (kriterium) untuk seluruh item = 5 X 100 = 500 (seandainya semua
menjawab SS). Jumlah skor yang diperoleh dari penelitian = 350. Jadi
berdasarkan data itu maka tingkat persetujuan stakeholder terhadap penggunaan
teknologi informasi dalam pelayanan administrasi dan akademik sekolah = (350 :
500) x 100% = 70% dari yang diharapkan (100%)
Secara kontinum dapat digambarkan
seperti berikut:
STS TS RG ST SS
100 200 300 350 400 500
Jadi
berdasarkan data yang diperoleh dari 100 responden maka rata-rata 350 terletak
pada daeah mendekati setuju.
2.
Skala
Guttman
Skala
pengukuran dengan tipe ini akan didapat jawaban yang tegas, yaitu “ya-tidak”,
“benar-salah”, “pernah-tidak pernah”, “positif-negatif” dan lain-lain. Data
yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi (dua
alternatif). Jadi kalau pada skala likert terdapat 3,4,5,6,7 interval, dari
kata “sangat setuju” sampai “sangat tidak setuju”, maka pada dalam skala
Guttman hanya ada dua interval yaitu “setuju” atau “tidak setuju”. Penelitian
menggunakan skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas
terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan.
Contoh:
1) Bagaimana
pendapat anda, bila orang itu menjabat kepala Sekolah di sini?
a. Setuju
b. Tidak
setuju
2) Pernahkah
pemilik sekolah melakukan pemeriksaan diruang kelas anda?
a. Tidak
pernah
b. Pernah
Skala
Guttman selain dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda, juga dapat dibuat dalam
bentuk checklist. Jawaban dapat dibuat skor tertinggi satu dan terendah nol.
Misalnya untuk jawaban setuju diberi skor 1 dan tidak setuju diberi skor 0.
Analisa dilakukan seperti pada skala likert.
Pernyataan
yang berkenaan dengan fakta benda bukan termasuk dalam skala pengukuran
interval dikotomi.
Contoh:
1) Apakah
sekolah anda dekat jalan protocol?
a. Ya
b. Tidak
2) Apakah
anda punya ijazah sarjana?
a. Tidak
b. Punya[1]
3.
Semantic
Defferensial
Bersahabat 5 4 3 2 1 tidak bersahabat
Tepat
janji 5 4 3 2 1 lupa janji
Bersaudara 5 4 3 2 1 memusuhi
Memberi
pujian 5 4 3 2 1 mencela
Mempercayai 5 4 3 2 1 mendominasi
Responden
dapat memberi jawaban, pada rentang jawaban yang positif sampai dengan negatif.
Hal ini tergantung pada persepsi responden kepada yang dinilai. Responden yang
member penilaian dengan angka 5, berarti persepsi responden terhadap pemimpin
itu sangat positif, sedangkan bila member jawaban panda angka 3, berarti
netral, dan bila memberi jawaban pada angka 1, maka persepsi responden terhadap
pemimpinnya sangat negatif.
4.
Rating
Scale
Dari
ke tiga skala pengukuran seperti yang telah dikemukakan, data yang diperoleh
semuanya adalah data kualitatif yang kemudian dikuantitatifkan. Tetapi dengan
rating-scale data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam
pengertian kualitatif. Yang penting bagi penyusunan rating-scale adalah harus
dapat mengartikan setiap angka yang diberikan pada alternative jawaban pada
setiap item instrumen. Orang tertentu memilih jawaban angka 2, tetapi angka 2
oleh orang tertentu belum tentu sama maknanya dengan orang lain yang juga
memilih jawaban dengan angka 2.[2]
[1] sugiyono, Metode Penelitian
Pendidikan pendekatan kuantitatif,
kualitatif, dan R&B. h. 149.
[2] Kamaluddin Tajibu, Metodologi Penelitian Komunikasi, (Cet. 1;
Makassar: Alauddin University Press, 2013).h.179-180.
Labels:
Metode Penelitian
Thanks for reading Macam-Macam Skala Pengukuran Penelitian. Please share...!
0 Komentar untuk "Macam-Macam Skala Pengukuran Penelitian"