Moncongloe, nama ini masih sangat
asing anda dengar bagi anda yang berada di luar maros dan Makassar. Namun bagi
anda yang berada di Maros dan sekitaran Makassar pasti anda kenal nama daerah ini. Yah,
Moncongloe merupakan nama kecamatan di Maros yang terletak di sebelah selatan
Maros, berbatasan langsung dengan Makassar dan Gowa. Moncongloe awalnya hanya
nama sebuah desa saat masih bergabung dengan kecamatan Mandai, tetapi sejak
2003 nama desa ini diangkat menjadi nama sebuah kecamatan hasil pemekaran dari
kecamatan Mandai.
Kecamatan Mongcongloe di kenal dengan julukan tanah merah, karena daerah ini terkenal sebagai penghasil tanah merah. penghasil singkong, mangga, dan jagung, sehingga jika sudah musim jagung, banyak orang yang berkunjung ke daerah ini. Moncongloe bisa diakses dengan menggunakan roda dua maupun roda empat dari arah batangase mandai, dan dari arah Bumi Tamalanrea Permai (BTP) atau Daya Makassar. jaraknya 20 Km dari Ibukota Maros Turikale, dan 15 km dari pusat kota makassar.
Kecamatan Mongcongloe di kenal dengan julukan tanah merah, karena daerah ini terkenal sebagai penghasil tanah merah. penghasil singkong, mangga, dan jagung, sehingga jika sudah musim jagung, banyak orang yang berkunjung ke daerah ini. Moncongloe bisa diakses dengan menggunakan roda dua maupun roda empat dari arah batangase mandai, dan dari arah Bumi Tamalanrea Permai (BTP) atau Daya Makassar. jaraknya 20 Km dari Ibukota Maros Turikale, dan 15 km dari pusat kota makassar.
Peta Kecamatan Mongcongloe (http://ucuchobra.blogspot.com) |
Mongcongloe punya banyak catatan
sejarah, dalam situs berita nasional Republika.co.id, menyebutkan bahwa sejak
1968, daerah yang memiliki 5 desa ini menjadi tempat pengasingan tahanan
Politik yang dianggap PKI oleh pemerintah masa transisi Orde Baru. Karena tempat
ini dianggap sangat memiliki potensi hutan yang sangat baik. Di Moncongloe ini
memiliki Gunung yang sangat unik, jika kita melihatnya dari arah Sudiang atau
BTP, kita dapat melihat bukit yang memiliki bentuk bangun trapezium, nah
itulah bukit yang ada di Moncongloe.
Tempat pengasingan PKI di Moncongloe tahun 1968 (republika.co.id) |
Proyek Mamminasata merupakan
proyek bersama antara Pemprov Sulsel dengan JICA dari jepang yang selaku
penggalang dana dari proyek ini. Di sebuah kota besar kelas metropolitan
dibutuhkan suatu tempat penampungan yang strategis yang menampung jumlah
penduduk yang terus bertambah di kawasan Mamminasata yang meliputi Makassar,
Maros, Sungguminasa, dan Takalar, maka dipilihlah Moncongloe yang dianggap
sangat strategis, dekat dengan pusat kota Bisnis Makassar, dekat dengan
bandara, dan masih memiliki lahan yang luas yang dijadikan pemukiman.
Kenyataannya sekarang jika kita
jalan-jalan ke daerah yang juga dijuluki tanah merah ini, sudah kita temukan
tanda-tanda yang kelak menjadi kota masa depan. Misalnya telah dibangun tepat
di daerah Moncongloe, kampus 2 Politeknik Negeri Ujung Pandang, yang
pengerjaannya hampir rampung, kampus ini dibangun di tanah seluas 30 hektar, yang menyedot anggaran negara 400 miliar, dilihat dari rancangan gambar, kampus ini begitu megah, yang berdiri di bekas persawahan moncongloe. Disamping itu pula sudah banyak dibangun
perumahan-perumahan modern, banyaknya penjualan tanah kavling di daerah ini
juga menunjukkan bahwa orang-orang berlomba menanamkan investasinya, karena nantinya mereka akan mendapatkan keuntungan jika kota baru benar-benar
terwujud. Dan disamping itu, ada kabar
yang menyebutkan bahwa Pihak Bosowa akan
mendirikan Waterboom di daerah penghasil singkong ini. Kelak nantinya juga sebagai kota Baru, di master plan Mamminasata yang sudah di kaji pihak JICA sebagai lembaga yang membiayai, di daerah Moncongloe akan dilintasi jalan tol yang akan menghubungkan bandara Sultan hasanuddin, dari Pattalassang Gowa.
Patut kita tunggu pembangunan
selanjutnya, dan jika benar-benar terwujud, kelak Moncongloe akan dibanjiri
pendatang-pendatang dari Makassar, Gowa, Takalar, dan berbagai daerah lainnya
untuk beramai-ramai tinggal di Moncongloe, dan Maros sebagai induknya juga
mendapatkan manfaat dari segi pertumbuhan ekonomi.
cocok untuk investasi
BalasHapusHarapannya pembangunan ini tidak merugikan rakyat dan lingkungan.
BalasHapus