FAKTOR FISIOLOGIS
Faktor fisiologis yaitu meliputi
segala hal yang berhubungan dengan keadaan fisik/jasmani individu seseorang, dan pada umumnya sangat
berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Faktor tersebut meliputi
kondisi fisik yang normal dan kondisi kesehatan fisik
Menurut Noehi Nasution, dkk. dalam
Syaiful Bahri Djamarah, bahwa, “orang yang dalam keadaan segar jasmaninya
berlainan belajarnya dari orang yang dalam keadaan kelelahan”. Anak-anak yang
kekurangan gizi; mereka lekas lelah, mudah mengantuk, dan sukar menerima atau
memperhatikan pelajaran.
FAKTOR PSIKOLOGIS
Belajar pada hakikatnya adalah
proses psikologis. Oleh karena itu, semua keadaan dan fungsi psikologis tentu
saja mempengaruhi belajar seseorang. Faktor tersebut adalah:
1. Minat dan Usaha
Menurut
Slameto bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada
suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah
penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri.
Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.
2. Inteligensi (kecerdasan)
Menurut
Wechler dalam Dimyati dan Mudjiono, bahwa inteligensi adalah suatu kecakapan
global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak secara terarah, berpikir
secara baik, dan bergaul dengan lingkungan secara efisien. Kecakapan tersebut
menjadi aktual bila siswa memecahkan masalah dalam belajar atau kehidupan
sehari-hari.
3. Bakat
Disamping
inteligensi, bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan
hasil belajar seseorang dalam suatu bidang tertentu. Bakat adalah “salah satu
kemampuan manusia untuk melakukan suatu kegiatan dan sudah ada sejak manusia
itu ada”.
4. Motivasi
Motivasi adalah “daya penggerak atau
pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan, yang bisa berasal dari dalam diri
dan juga dari luar”.
Motivasi
yang berasal dari dalam diri (intrinsic) yaitu dorongan yang datang dari
sanubari, umumnya karena kesadaran akan pentingnya sesuatu at-au dapat juga
karena dorongan bakat apabila ada kesesuaian dengan bidang yang dipelajari.
Motivasi yang berasal dari luar (ekstrinsik) yaitu dorongan yang datang dari
luar (lingkungan), misalnya dari orang tua, guru teman-teman dan anggota masyarakat.
Seseorang
yang belajar dengan motivasi kuat, akan melaksanakan semua kegiatan belajarnya
dengan sungguh-sungguh, penuh gairah atau semangat. Sebaliknya, belajar dengan
motivasi yang lemah, akan malas bahkan tidak mau mengerjakan tugas-tugas yang
berhubungan dengan pelajaran. Jadi kuat lemahnya motivasi seseorang turut
mempengaruhi keberhasilannya.
5. Konsentrasi Belajar
Menurut Thursan Hakim, bahwa konsentrasi
adalah “merupakan suatu kemampuan untuk memfokuskan pikiran, perasaan, kemauan,
dan segenap panca-indra ke satu objek di dalam suatu aktivitas tertentu, dengan
disertai usaha untuk tidak memedulikan objek-objek lain yang tidak ada
hubungannya dengan aktivitas itu”.
Pemusatan perhatian (fokus) tertuju pada
objek/isi bahan belajar maupun proses memperolehnya, dan tidak terpengaruh
dengan sekelilingnya. Konsentrasi sangat mempengaruhi proses belajar seseorang,
apabila konsentrasi menurun tentu menggangu belajarnya. Hal ini sejalan dengan
pendapat Rooijakker dalam Dimyati dan Mudjiono, mengatakan bahwa “kekuatan
perhatian selama 30 menit telah menurun”. Ia menyarankan agar guru memberikan
istirahat selingan selama beberapa menit.
6. Kematangan dan Kesiapan
Kematangan merupakan suatu “tingkatan
atau fase dalam pertumbuhan seseorang, di mana seluruh organ-organ biologisnya
sudah siap untuk melakukan kecakapan baru”. Misalnya siap anggota tubuhnya
untuk belajar. Dalam konteks proses pembelajaran, kesiapan untuk belajar sangat
menentukan aktifitas belajar siswa. Siswa yang belum siap belajar, cenderung
akan berprilaku tidak kondusif, sehingga pada gilirannya akan mengganggu proses
belajar secara keseluruhan. Seperti siswa yang gelisah, ribut (tidak tenang)
sebelum proses belajar dimulai. Jadi kesiapan amat perlu diperhatikan dalam
proses belajar mengajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada
kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik. Kesiapan juga erat hubungannya
dengan minat.
7. Kelelahan
Kelelahan dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu kelelahan jasmani (fisik) dan kelelahan rohani (psikis). Kelelahan
jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan muncul kecenderungan untuk
membaringkan tubuh. Kelelahan ini disebabkan oleh terjadinya kekacauan subtansi
sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah tidak atau kurang lancar pada
bagian-bagian tertentu. Sedangakan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya
kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk berbuat sesuatu
termasuk belajar menjadi hilang. Kelelahan jenis ini ditandai dengan kepala
pusing, sehingga sulit berkonsentrasi, seolah-olah otak kehilangan daya untuk
bekerja.
8. Kejenuhan dalam Belajar
Menurut Reber yang dikutip oleh Tohirin
dalam Muhibbin Syah, bahwa kejenuhan belajar adalah “rentang waktu tertentu yang
digunakan untuk belajar, tetapi tidak mendatangkan hasil”. Seseorang siswa yang
mengalami kejenuhan belajar, sistem akalnya tidak dapat bekerja sebagaimana
yang diharapkan dalam memproses item-item informasi atau pengalaman baru,
sehingga kemajuan belajarnya seakan-akan mandeg (stagnan) tidak mendatangkan
hasil.
Labels:
Psikologi Pendidikan
Thanks for reading Faktor Psikis dan Fisik yang mempengaruhi Pendidikan. Please share...!
kurang banyak
BalasHapus