Masih dari lanjutan Psikoanalisa Konseling dan Dinamika Kepribadian
Perkembangan manusia dalam
psikoanalitik merupakan suatu gambaran yang sangat teliti dari proses
perkembangan psikososial dan psikoseksual, mulai dari lahir sampai dewasa. Dalam
teori Freud setiap manusia harus melewati serangkaian tahap perkembangan dalam
proses menjadi dewasa. Tahap-tahap ini sangat penting bagi pembentukan
sifat-sifat kepribadian yang bersifat menetap. Menurut Freud, kepribadian orang
terbentuk pada usia sekitar 5-6 tahun, meliputi beberapa tahap yaitu tahap
oral, tahap anal, tahap halik, tahap laten, dan tahap genital.
ilustrasi perkembangan kepribadian |
Freud yakin “Anak adalah ayah
manusia” adalah menarik menentukan preferensi kuat pada penjelasan genetik atas
tingkah laku orang dewasa semacam itu, Sementara Freud sendiri jarang
menyelidiki anak-anak kecil secara langsung. Ia lebih suka melakukan
menyelidiki struksi tent ang
kehidupan masa silam seseorang berdasarkan evidensi yang terdapat dalam
ingatan-kenangannya di masa dewasa.
Kepribadian berkembang sebagai
respon terhadap empat sumber tegangan pokok, yaitu (a) proses pertumbuhan
fisiologis, (b) frustasi-frustasi, (c) konflik-konflik, dan (d)
ancaman-ancaman. Sebagai akibat langsung dari meningkatnya ketegangan yang
ditimbulkan oleh sumber-sumber ini, sang pribadi terpaksa mempelajari
cara-cara baru mereduksikan tegangan. Proses belajar inilah yang dimaksudkan
dengan perkembangn kepribadian.
Identifikasi dan pemindahan
(displacement) adalah dua cara yang digunakan individu untuk belajar mengatasi
frustrasi-frustrasi, konflik-konflik, dan kecemasan-kecemasan.
Identifikasi dapat didefinisikan
sebagai metode yang digunakan orang untuk mengambil alih ciri-ciri orang lain
dan menjadikanya bagian yang tak terpisahkan dari kribadiannya sendiri. Freud
lebih suka memakai istilah identifikasi daripada imitasi karena ia berpendapat
bahwa imitasi mengandung arti sejenis peniruan tingkah laku yang bersifat
dangkal dan sementara padahal ia menginginkan suatu kata yang mengandung
pengertian tentang sejenis pemerolehan (acquisition) yang kurang lebih bersifat
permanen kepada kepribadian.
Identifikasi juga merupakan cara
dengan mana orang dapat memperoleh kembali suatu objek yang telah hilang.
Dengan mengidentifikasikan diri dengan orang terkasih yang telah meninggal atau
terpisah, maka orang yang telah hilang itu dijelamakan kembali dalam bentuk
ciri tertentu yang meresap atau melekat pada kepribadian seseorang.
Identifikasi semacam ini merupakan dasar pembentukan superego.
Struktur final kepribadian merupakan
akumulasi berbagai identifikasi yang dilakukan pada berbagai masa kehidupan
seseorang, kendati ibu dan ayah mungkin merupakan tokoh-tokoh identifikasi
terpenting dalam kehidupan seseorang.
Pemindahan objek asli yang dipilih
instink tidak dapat dicapai karena adanya rintangan baik dari luar maupun dari
dalam (anti-kateksis), maka suatu represi yang kuat. Apabila kateksis yang baru
itu juga terhalang, maka akan terjadi pemindahan lain, demikian seterusnya
sampai ditemukan objek yang mampu untuk mereduksikan tegangan habis, dan segera
dicari lagi suatu objek tujuan yang cocok. Sepanjang rangkaian pemindahan yang
banyak dan yang merupakan perkembangan kepribadian, sumber dan tujuan instink
tetap, hanya objeknya yang berubah-ubah.
Minat-minat, keterikatan-keterikatan
dan semua bentuk lain motif-motif yang diperoleh tetap bertahan karena gagal
memberikan kepuasan yang sempurna. Setiap kompromi sekaligus adalah penolakan.
Seseorang melepaskan sesuatu yang sesungguhnya diinginkannya tetapi tidak dapat
dimilikinya, dan menerima sesuatu yang kedua atau ketiga terbaik yang dapat
dimilikinya (Hall, 1954). Freud mengemukakan bahwa perkembangan peradaban di
mungkinkan oleh pengekangan terhadap pemilihan-pemilihan objek primitive serta
pengalihan energy instink ke saluran-saluran yang dapat diterima oleh
masyarakat dan secara cultural kreatif. Suatu pemindahan yang menghasilkan
prestasi kebudayaan yang lebih tinggi disebut sublimasi.
Arah yang ditempuh pemindahan
ditentukan oleh dua faktor. Faktor-faktor ini adalah (a) kemiripan objek
pengganti dengan objek aslinya, dan (b) sanksi-sanksi dan larangan-laranganyang
diterapkan masyarakat.
- Tahapan-tahapan
Perkembangan
Anak melewati serangkaian tahap yang
secara dinamis berlainan selama lima tahun pertama kehidupan, kemudian suatu
periode lima atau eman tahun berikutnya periode-laten-dinamika tersebut kurang
lebih menjadi stabil. Dengan datangnya masa adolesen, dimanika itu muncul lagi
kemudian secara bertahap menjadi tenang ketika remaja memasuki dewasa. Bagi
Freud tahun-tahun pertama kehidupan yang hanya beberapa itu memiliki peranan
yang menentukan bagi pembentukan kepribadian. Masing-masing tahap perkembangan
selama lima tahun pertama ditentikan oleh cara-cara reaksi suatu zona tubuh
tertentu.
a. Tahap Oral
Sumber kenikmatan pokok yang berasal
dari mulut adalah makan. Dua macam aktivitas oral ini, yaitu menelan
makanan dan mengigit, merupakan prototipe bagi banyak ciri karakter yang
berkembang di kemudian hari. Karena tahap oral ini berlangsung pada saat bayi
sama sekali tergantung pada ibunya untuk memdapatkan makanan, pada saat dibuai,
dirawat dan dilindungi dari perasaan yan g
tidak menyenangkan, maka timbul perasaan-perasaan tergantung pada masa ini.
Frued berpendapat bahwa simtom ketergantungan yang paling ekstrem adalah
keinginan kembali ke dalam rahim.
b. Tahap Anal
Setelah makanan dicernakan, maka
sisa makanan menumpuk di ujung bawah dari usus dan secara reflex akan
dilepaskan keluar apabila tekanan pada otot lingkar dubur mencapai taraf
tertentu. Pada umur dua tahun anak mendapatkan pengalaman pertama yang
menentukan tentang pengaturan atas suatu impuls instingtual oleh pihak luar.
Pembiasaan akan kebersihan ini dapat mempunyai pengaruh yang sangat luas
terhadap pembentukan sifat-sifat dan nilai-nilai khusus. Sifat-sifat
kepribadian lain yang tak terbilang jumlahnya konon sumber akarnya terbentuk
dalam tahap anal.
c. Tahap Phalik
Selama tahap perkembangan
kepribadian ini yang menjadi pusat dinamika adalah perasaan-perasaan seksual
dan agresif berkaitan dengan mulai berfungsinya organ-organ genetikal.
Kenikmatan masturbasi serta kehidupan fantasi anak yang menyertai aktivitas
auto-erotik membuka jalan bagi timbulnya kompleks Oedipus. Freud
memandang keberhasilan mengidentifikasikan kompleks Oedipus sebagai salah satu
temuan besarnya.
Freud mengasumsikan bahwa setiap
orang secara inheren adalah biseksual, setiap jenis tertarik pada anggota
sejenis maupun pada anggota lawan jenis. Asumsi tentang biseksualitas ini
disokong oleh penelitian terhadap kelenjar-kelenjar endokrin yang secara agak
konklusif menunjukkan bahwa baik hormon seks perempuan terdapat pada
masing-masing jenis. Timbul dan berkembangnya kompleks Oedipus dan kompleks
kastrasi merupakan peristiwa-peristiwa pokok selama masa phalik dan
meninggalkan serangkaian bekas dalam kepribadian.
d. Tahap Latensi
Masa ini adlah periode tertahannya
dorongan-dorongan seks agresif. Selama masa ini anak mengembangkan kemampuannya
bersublimasi ( seperti mengerjakan tugas-tugas sekolah, bermain olah raga, dan
kegiatan lainya). Tahapan latensi ini antara usia 6-12 tahun (masa sekolah
dasar)
e. Tahap Genital
Kateksis-kateksis dari masa-masa pragenital
bersifat narsisistik. Hal ini berarti bahwa individu mendapatkan kepuasan dari
stimulasi dan manipulasi tubuhnya sendiri sedangkan orang-orang lain dikateksis
hanya karena membantu memberikan bentuk-bentuk tambahan kenikmatan tubuh bagi
anak. Selama masa adolesen, sebagian dari cinta diri atau narsisisme ini
disalurkan ke pilihan-pilihan objek yang sebenarnya.
Kateksis-kateksis pada tahap-tahap
oral, anal, dan phalik lebur dan di sistensiskan dengan impuls-impuls genital.
Fungsi biologis pokok dari tahap genital tujuan ini dengan memberikan
stabilitas dan keamanan sampai batas tertentu.
Labels:
bimbingan Konseling,
mata kuliah,
pendidikan
Thanks for reading Perkembangan Kepribadian . Please share...!
0 Komentar untuk "Perkembangan Kepribadian "