Materi dibawah ini merupakan kelanjutan dari materi Psikoanalisa Konseling yang saya posting kemarin, dan kali ini tentang dinamika kepribadian.
--- Dinamika Kepribadian -------
Freud memandang organisme manusia
sebagai sistem energi yang kompleks. Berdasarkan doktrin konservasi energi
bahwa energi berubah dari energy fisiologis ke energi psikis atau sebaliknya.
Freud berpendapat bahwa apabila energy digunakan dalam kegiatan psikologis
seperti berfikir, maka energi itu merupakan energi psikis. Titik tumpu atau
jembatan antara energi jasmaniah dengan energi kepribadian adalah id dan
instink-instinknya. Instink-instink ini meliputi seluruh energy yang digunakan
oleh ketiga struktur kepribadian (id, ego, dan superego) untuk menjalankan
fungsinya. Dinamika kepribadian terkait dengan proses pemuasan instink,
pendistribusian energy psikis dan dampak dari ketidakmampuan ego untuk
mereduksi ketegangan pada saat bertransaksi dengan dunia luar yaitu kecemasan
(anxiety).
a. Instink
Instink merupakan kumpulan hasrat atau keinginan
(wishes). Tujuan dari instink-instink adalah mereduksi ketegangan (tension
reduction) yang dialami sebagai suatu kesenangan.
Freud mengklasifikasikan instink ke dalam dua
kelompok, yaitu:
- Instink
hidup (life instink : eros). Instink hidup merupakan motif dasar manusia
yang mendorongnya untuk bertingkah laku secara positif atau konstruktif,
berfungsi untuk melayani tujuan manusia agar tetap hidup dan mengembangkan
rasanya. Energy yang bertanggung jawab bagi instink hidup adalah libido.
Libido ini bersumber dari erotogenic zones yaitu bagian-bagian tubuh yang
sangat peka terhadap rangasangan seperti: bibir/mulut, dubur dan organ
seks).
- Instink
mati (death instink : thanatos). Instink ini merupakan motifasi dasar
manusia yang mendorongnya untuk bertingkah laku yang bersifat negative
atau destruktif. Freud meyakini bahwa manusia dilahirkan dengan mambawa
dorongan untuk mati (keadaan tak barnyawa = inanimate state). Pendapat ini
didasarkan kepada prinsip konstansi dari Fechner yaitu bahwa proses
kehidupan itu cenderung kembali kepada dunia yang anorganis. Kenyataan
manusia akhirnya mati, oleh karena itu tujuan hidup adalah mati. Hidup itu
sendiri tiada lain hanya perjalanan kearah mati. Dia beranggapan
bahwa instink ini merupakan sisi gelap dari kehidupan manusia.
Instink mempunyai empat macam
karakteristik, yaitu : (a) sumber (source): kondisi rangsangan jasmaniah atau
needs, (b) tujuan (aim): menghilangkan rangsangan jasmaniah atau mereduksi
ketegangan, sehingga mencapai kesenangan dan terhindar dari rasa sakit, (c)
objek (object): meliputi benda atau keadaan yang berada di lingkungan yang
dapat memuaskan kebutuhan, termasuk kegiatan untuk memperoleh objek tersebut,
(d) mendorong/pergerakan (impetus): kekuatan yang bergantung pada intensitas
(besar-kecilnya) kebutuhan.
Sumber dan tujuan instink bersifat
tetap, sedangkan objek dan penggerak sering berubah-berubah. Apabila energi
instink digunakan untuk mensubstitusi objek yang tidak asli, maka tingkah laku
yang dihasilkannya disebut instink derivative.
b. Pendistribusian dan penggunaan Energi Psikis.
Dinamika kepribadian merujuk kepada
cara kepribadian berubah atau berkembang melalui pendistribusian dan
penggunaan energi psikis, baik oleh id, ego, maupun superegoengha. Id
menggunakan energi ini untuk memperoleh kenikmatan (pleasure principle) melalui
(1) gerakan refleksi dan (2) proses primer (menghayal atau berfantasi).
Mekanisme atau proses pengalihan energi dari id ke ego atau dari id ke superego
disebut identifikasi. Ego menggunakan energi untuk keperluan (1) memuaskan
dorongan atau instink melalui proses sekunder, (2) meningkatkan perkembangan
aspek-aspek psikologi, (3) mengekang menangkal id agar tidak bertindak
impulsive atau irasional dan (4) menciptakan integrasi di antara ketiga sistem
kepribadian dengan tujuan terciptanya keharmonisan dalam kepribadian, sehingga
dapat melakukan transaksi dengan dunia luar secara efektif. Seperti halnya ego,
superego memperoleh energy itu melalui identifikasi.
Oleh karena itu dalam proses
pendistribusian energy itu terjadi persaingan antara ketiga komponen
kepribadian, maka suasana konflik diantara ketiganya tidak dapat dielakan lagi.
Disamping itu ada kemungkinan, ego mendapat tekanan yang begitu kuat, baik dari
id maupun superego.
1. Konflik
Freud berasumsi bahwa tingkah laku
manusia merupakan hasil dari rentetan konflik internal yang terus menerus.
Konflik (peperangan) antara id, ego, superego adalah hal yang bisa (rutin).
Feurd menyakini bahwa konflik-konflik itu bersumber kepada dorongan-dorongan
seks dan agresif.
Konflik sering terjadi secara tidak
disadari. Walaupun tidak disadari, konflik tersebut dapat melahirkan kecemasan
(anxiety). Kecemasan ini dapat dilacak dari kekhawatiran ego akan dorongan id
yang tidak dapat di kontrol, sehingga melahirkan suasana yang
mencekam/mengerikan. Setiap orang berusaha untuk membebaskan diri dari
kecemasan ini yang dalam usahanya sering menggunakan mekanisme pertahanan ego.
2.Kecemasan
Kecemasan mempunyai peranan sentral
dalam teori psikoanalisis, kecemasan digunakan oleh ego sebagai isyarat
adanya bahaya yang mengancam. Perasaan terjepit dan terancam disebut kecemasan
(anxiety). Perasaan ini berfungsi sebagai ego bahwa ketika dia bertahan sambil
tetap mempertimbangkan kelangsungan hidup organism, dia sebenarnya sedang
berada dalam bahaya.
3. Mekanisme Pertahanan Ego.
Mekanisme pertahanan ego merupakan
proses mental yang bertujuan untuk mengurangi kecemasan dan dilakukan melalui
dua karakteristik khusus yaitu : (1) tidak disadari dan (2) menolak,
memalsukan atau mendistorsi (mengubah) kenyataan. Mekanisme pertahanan ini
dapat juga diartikan sebagai reaksi-reaksi yang tidak disadari dalam upaya
melindungi diri dari emosi atau perasaan yang menyakitkan seperti cemas dan
perasaan bersalah. Ego berusaha sekuat mungkin menjaga kestabilan hubungannya
dengan realitas, id dan superego. Namun kecemasan begitu menguasai, ego harus
berusahan mempertahankan diri. Secara tidak sadar, dia akan bertahan dengan
cara memblokir seluruh dorongan-dorongan atau menciutkan dorongan-dorongan
tersebut menjadi wujud yang lebih dapat diterima atau tidak terlalu mengancam.
Jenis-jenis mekanisme pertahanan ego itu adalah
sebagai berikut.
- Represi
Represi merupakan proses penekanan
dorongan-dorongan ke alam tak sadar, ka, orang atau karena mengancam keamanan
ego. Anna Freud mengartikan pula sebagai “melupakan yang bermotivasi”, adalah
ketidakmampuan untuk mengingat kembali situasi, orang atau peristiwa yang
menakutkan. Represi merupakan mekanisme pertahanan dasar yang terjadi ketika
memori, pikiran atau perasaan (kateksis objek = id) yang menimbulkan kecemasan
ditekan keluar dari kesadaran oleh antikateksis (ego). Orang
cenderung merepres keinginan atau hasrat yang apabila dilakukan dapat
menimbulkan perasaan bersalah (guilty feeling) dan konflik yang menimbulkan
rasa cemas atau merepres memori (ingatan) yang meyakitkan.
2. Projeksi
Projeksi merupakan pengendalian
pikiran, perasaan, dorongan diri sendiri kepada orang lain. Dapat juga
diartikan sebagai mekanisme perubahan kecemasan neurotik dan moral dengan
kecemasan realistik. Anna freud mengatakan projeksi sebagai penggantian kea rah
luar atau kebalikan dari melawan diri sendiri, mekanisme ini meliputi
kecendrungan untuk melihat hasrat anda yang tidak bisa diterima oleh orang
lain. Projeksi memungkinkan orang untuk mengatakan dorongan yang mengancamnya
dengan menyamarkanya sebagai pertahanan diri. Projeksi bertujuan untuk
mengurangi pikiran atau perasaan yang menimbulkan kecemasan.
3. Pembentukan Reaksi (Reaction Formation).
Pembentukan reaksi atau reaksi
formasi ialah suatu mekanisme pertahanan ego yang mengantikan suatu impuls atau
perasaan yang menimbulkan kecemasan dengan lawan atau kebalikannya dalam
kesadarannya (Hall dan Gardner). Dapat juga di artikan pergantian sikap dan
tingka laku dengan sikap dan tingkah laku yang berlawanan. Bertujuan untuk
menyembunyikan pikiran dan perasaan yang dapat menimbulkan kecemasan. Mekanisme
ini biasanya ditandai dengan sikap atau perilaku yang berlebihan atau bersifat
kompulsif, biasanya dari perasaan yang negatif ke positif meskipun
kadang-kadang terjadi dari negatif ke positif. Dalam hal ini Freud berpendapat
bahwa laki-laki yang suka mencemoohkan homoseksual merupakan ekspresi dari
perlawanannya akan dorongan-dorongan homoseksual dalam dirinya sendiri.
4. Pemindahan Objek (Displacement)
Displacement adalah suatu mekanisme
pertahanan ego yang mengarahkan energi kepada objek atau orang lain apabila
objek asal atau orang yang sesungguhnya, tidak bisa dijangkau, Corey
(2003:19). Menurut Poduska (2000:119) displacement ialah mekanisme pertahanan
ego dengan mana anda melepaskan gerak-gerik emosi yang asli, dan sumber
pemindahan ini dianggap sebagai suatu target yang aman. Mekanisme pertahanan
ego ini, melimpahkan kecemasan yang menimpa seseorang kepada orang lain yang
lebih rendah kedudukannya.lebih lanjut dikatakan pemindahan objek ini merupakan
proses pengalihan perasaan (biasanya rasa marah) dari objek (target) asli ke
objek pengganti. Contohnya: seorang pegawai yang dimarahi atasannya di kantor,
pada saat pulang dia membanting pintu dan marah-marah pada anaknya.
5. Faksasi
Faksasi ini
merupakan mekanisme yang memungkinkan orang mengalami kemandegan
dalam perkembangannya, karena cemas untuk melangkah ke perkembangan
berikutnya. Faksasi ini bertujuan untuk menghindari
dari situasi-situasi baru yang
dipandang berbahaya atau mengakibatkan frustasi.
Contohnya anak usia 7 tahun masih ngeisap jempol dan belum
berani berpergaian tanpa ibunya.
6. Regresi
Regresi adalah kembali ke
masa-masa di mana seseorang mengalami tekanan psikologis. Kerika kita
menghadapi kesulitan atau ketakutan, perilaku
kita sering menjadi kekanak-kanakan atau primitif.
Dapat dikatakan pula
pengulangan kembali tingkah laku yang cocok bagi
tahap perkembangan atau usia sebelumnya (perikaku kekanak-kanakan). Contohnya
seorang yang baru pensiun akan berlama-lama
duduk di kursi goyang dan bersikap
seperti anak-anak, serta menggantungkan hidupnya pada
isntrinya.
7. Rasionalisasi
Rasionalisasi merupakan penciptaan
kepalsuan (alas an-alasan) namun dapat masuk akal sebagai upaya pembenaran
tingkah laku yang tidak dapat diterima. Menurut
Berry (2001:82), rasionalisasi ialah mencari pembenaran atau alasan bagi
prilakunya, sehingga manjadi lebih bisa diterima oleh ego daripada alasan yang
sebenarnya. Rasionalisasi ini terjadi apabila individu mengalami kegagalan
dalam memenuhi kebutuhan, dorongan atau keinginannya. Dia mempersepsikan
kegagalan tersebut sebagai kekuatan yang mengancam keseimbangan psikisnya
(menimbulkan rasa cemas).
8. Sublimasi
Sublimasi adalah mengubah berbagai
rangsangan yang tidak diterima, apakah itu dalam bentuk seks, kemarahan,
ketakutan atau bentuk lainnya, ke dalam bentuk-bentuk yang bisa diterima secara
sosial. Dengan kata lain sublimasi ini merupakan pembelotan atau penyimpangan
libido seksual kepada kegiatan yang secara sosial lebih dapat diterima. Dalam
banyak cara, sublimasi merupakan mekanisme yang sehat, karena energi
seksual berada di bawah kontrol sosial. Bagi Freud seluruh bentuk aktivitas
positif dan kreatif aadalah sublimasi, terutama sublimasi hasrat seksual.
9. Identifikasi
Identifikasi merupakan proses
memperkuat harga diri (self-esteem) dengan membentuk suatu persekutuan
(aliansi) nyata atau maya dengan orang lain, baik seseorang maupun kelompok.
Identifikasi ini juga merupakan satu cara untuk mereduksi ketegangan.
Identifikasi ini dilakukan kepada orang-orang yang dipandang sukses atau
berhasil dalam hidupnya. Identifikasi dengan penyerangan adalah bentuk
introjeksi yang terfokus pada pengadopsian, bukan dari segi umum atau positif,
tapi dari sisi negatif.
0 Komentar untuk "Dinamika Kepribadian"